DUA VERSI OJOL


Kali ini saya akan sedikit berbagi perihal dua realita yang terjadi di sekitar saya. Pengalaman ini terjadi pada saat masa pendemi covid-19. Covid-19 memang sangat terasa bagi semua kalangan termasuk pada rekan-rekan ojek online atau yang biasa disebut OJOL. Banyak dari rekan OJOL yang sejak pandemi pendapatan mereka turun drastis dikarenakan order pengantaran yang menurun. Saya akan bercerita kisah OJOL yang pertama, yaitu rekan OJOL yang tidak menyikapi pandemi ini dengan sikap atau pikiran yang positif. Dia selalu menyalahkan keadaan dan juga menggerutu atas keadaan yang terjadi. Dia hanya melakukan profesi OJOL seperti sebelum pandemi, yaitu berangkat dari rumah sejak pukul 06:30 sekalian antar anak sekolah dan istri ke 
tempat kerja, setelah itu baru mangkal di tempat sekitar rumah makan berharap ada orderan yang masuk ke aplikasinya. Hari demi hari dilalui dengan pola yang sama, namun semakin hari dirasakan hasil yang diperoleh semakin berkurang. Dia melakukan hal yang sama namun berharap mendapatkan hasil yang berbeda. Kisah yang kedua berbeda dengan yang pertama, yaitu rekan OJOL lain yang sejak awal pendemi dia merasakan bahwa sudah ada penurunan order antar, mulai minggu kedua dia mengevaluasi peluang apa yang bisa dia peroleh dari masa pandemi ini. Dia termasuk aktif di lingkungan sekitar rumahnya, aktif di masjid dan di kebersihan lingkungan. Dia melihat potensi peluang di sekitar rumahnya, mulai minggu kedua dia lebih banyak ngobrol dengan tetangga dan menggali peluang hal-hal apa saja yang bisa dia bantu. Karena pandemi, tetangga lebih banyak tinggal di rumah, mereka tidak terlalu berani ambil risiko ke luar rumah jika hendak membeli kebutuhan. Hal itu menjadi peluang yang dimanfaatkan rekan OJOL yang kedua, pada awalnya dia menggratiskan layanannya tetangga memberi jasa seikhlasnya, namun semakin lama nilai jasa yang diberi semakin besar dan jika dijumlahkan nilai yang diperoleh lebih tinggi dari pendapatan sebelum pandemi. Awalnya dia hanya membantu tetangga membelikan sayur mayur dan lauk, namun sekarang dia sudah menerima order membelikan sepeda dan spare partnya, karena saat pandemi kebutuhan sepeda meningkat. Dari dua cerita rekan OJOL itu bisa diambil hikmah bahwa peluang itu selalu ada apapun keadaan yang terjadi, tinggal bagaimana kita menyikapi.

Komentar